Banjarbaru
Kota darimana saya berasal yang terletak di sebelah Tenggara Kota
banjarmasin ini memiliki sebuah Museum yang berisi benda-benda
peninggalan Suku Banjar dan Dayak. Patung-patung yang berasal dari Candi
Hindu yang ada di Kalimantan juga terdapat di Museum Lambung Mangkurat
ini. Di sini juga terdapat meriam, pedang dan benda-benda lain sisa-sisa
perang melawan Belanda. Koleksi Museum Lambung Mangkurat lainnya adalah
peralatan Sunat Tradisional Banjar seperti Pisau dan Daun yang
digunakan sebagai Antibiotic.
Museum Lambung Mangkurat terletak di Kota Banjarbaru sekitar 35 km
dari Kota Banjarmasin, menyimpan berbagai peninggalan sejarah dan budaya
serta gambaran dari pada wajah Kalimantan Selatan dalam berbagai aspek
kehidupan alam dan potensial alamnya.
Koleksi paling menarik dari Museum Lambung Mangkurat ini adalah
benda-benda hasil penggalian dari Candi-Candi Hindu seperti Candi Laras
di Rantau dan Candi Agung di Amuntai. Di Kalimantan Timur antara lain
Patung Sapi Nandi dan Symbol Alat Kelamin Dewa Syiwa yang disebut
Lingang. Sisa-sisa Candi Laras terdapat di Desa Margasari, di dekat Kota
Rantau, sedangkan sisa-sisa Candi Agung terdapat di Kota Amuntai yang
berjarak 150 km dari Banjarmasin.
Barang koleksi Museum terdiri dari peninggalan Sultan Banjar, benda
purbakala dari Candi Agung dan Candi Laras, Perkakas dari Batu, Ukiran
Kayu Ulin, Perkakas Pertanian dan Perabot Rumah Tangga, Alat Musik
Tradisional dan sebagainya.
Bangunan Museum ini perpaduan bentuk rumah tradisional yang bergaya modern diresmikan pada tahun 1979.
Pendulangan
Kawasan Pendulangan Intan Tradisional berada di Kecamatan Cempaka.
Bagi penduduk Desa Cempaka, mendulang intan merupakan mata pencaharian
turun temurun. Para pendulang biasanya berkelompok-kelompok mengali
lobang pada kedalam sekitar 10-12 meter dengan menggunakan perkakas
tradisional dan metode lama. Mereka bekerja keras mengadu nasib. Bahan
galian tersebut selanjutnya dicuci untuk mencari sebutir Intan,
terkadang pendulang menemukan pula Batu Akik dan Pasir Emas.
Cempaka adalah kawasan penambangan intan dan emas yang terletak 47 km
dari Kota Banjarmasin dan 7 km dari Kota Banjarbaru. Di tempat ini
pengunjung dapat melihat langsung bagaimana para pekerja mencari Intan
atau Emas di lobang-lobang penuh galian dan penuh lumpur. Dari catatan
sejarah di tambang ini pernah ditemukan intan terbesar seberat 20 karat
pada tahun 1846, rekor ini kemudian dipecahkan pada tahun 1850 dengan
ditemukannya intan yang lebih besar lagi seberat 167,5 karat.
Source: https://diohwm.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar